Pengadukan brondolan
bertujuan untuk melepaskan dan meremaskan daging buah, sehingga terlepas dari
bijinya. Proses pengadukan berjalan lebih kurang 20 menit dengan temperatur
antara 90-95 0C didalam suatu tabung adukan yang disebut Digester.
Didalam Digester buah yang masuk diaduk-aduk dan
dilumatkan sedemikian rupa oleh pisau-pisau yang saling bergesekan. Dengan
adanya pemanasan menyebabkan sel-sel minyak mengembang dan terbuka, dengan
keadaan seperti itu minyak akan mudah keluar sewaktu di press atau di kempa.
Pemanasan Digester menggunakan uap dengan sistem
injeksi ke dalam Digester. Pengisian
buah berjalan secara kontinyu sehingga Digester
penuh atau minimal terisi ¾-nya.
Fungsi
Digester adalah :
1. Untuk
melepaskan daging buah (mesokrap) dari Nut-nya
2. Melumatkan
fruit mash agar efisien pada proses pressing
3. Menaikkan
temperatur fruit mash untuk proses pressing sekitar 80-95 0C
4. Meratakan
temperatur fruit mash agar tidak
terjadi pemanasan lokal
5. Melepaskan
sel-sel minyak dari sel-sel daging buah dengan jalan pengepresan
6. Mengalihkan
sebagian minyak yang terjadi dalam Digester
untuk mengurangi volume pengepresan dan menghindari terjadinya emulsi.
Faktor-faktor penting :
Faktor-faktor yang perlu
diperhatikan dalam pengoperasian Digester
agar memberikan hasil yang maksimal :
1. Selama
proses pelumatan berlangsung, usahakan volume buah didalam Digester tetap dalam keadaan penuh atau paling tidak 3/4 –nya.
Tujuannya agar kelumatan dari fruit mash
tetap konstan dan kebutuhan dari Digester
terpenuhi.
2. Suhu
(temperatur) dalam mesin pengaduk antara 80 – 95 0C dengan tujuan :
a.
Agar sel-sel minyak dapat dengan mudah
dipisahkan dari fruit mash, sehingga oil losses dalam fibre (cake) dapat
diperkecil.
b. Viskositas fruit mash akan lebih rendah sehingga proses pengepresan lebih efisien.
c. Dibawah suhu tersebut minyak menjadi kental
(membeku) sehingga sulit keluar melalui lobang saringan minyak (strainer) dan sangkar presan (press cage).
3. Putaran
dari poros Digester perlu
diperhatikan, agar proses penghancuran fruit
mash tidak terlalu lumat dan diusahakan kelumatannya dapat homogen
(serat-serat dari buah masih terlihat).
4. Katup
pemancaran uap (steam valve) harus
sering dikontrol, agar pengaturan temperatur didalam ruang Digester mudah dilakukan.
5. Katup
penyalur minyak, selalu diperiksa agar dapat berfungsi dengan baik dan tidak
tumpat.
6. Pada
awal proses, pembukaan pintu pada chute
Digester dilakukan setelah proses pengadukan berlangsung selama 20 - 25
menit. Hal ini untuk menghindari timbulnya efek-efek :
a. Percikan minyak (muncrat) pada saat fruit mash di press sehingga tidak menimbulkan kerugian.
b. Mesocrap tidak mau berpisah dengan nut-nya, sehingga akan menyulitkan pada
stasiun kernel recovery
7. Pada
akhir proses, ruang didalam Digester
harus dikosongkan, jangan sampai buah kelapa sawit bermalam di dalam mesin
pengaduk tanpa pengoperasian. Hal ini akan menyulitkan pengoperasian
selanjutnya.
8. Pemasukan
brondolan kelapa sawit ke dalam Digester
dilakukan harus dalam keadaan pisau-pisau berputar. Apabila tidak maka kerja
dari motor sangat berat dan pisau-pisau sulit berputar.
Control losses
Kerugian yang timbul pada
proses didalam Digester berhubungan
dengan fruit mash-nya antara lain :
1. Fruit mash
terlalu lumat
Keadaan
ini mengakibatkan banyak sel-sel minyak yang terlepas dan bercampur dengan fruit mash di dalam ruang Digester sehingga akan menjadikan efek
pressan muncrat di dalam proses pressing.
2. Fruit mash
yang tidak homogen (masih ada daging buah yang belum terlepas dari nut). Hal ini akan menyulitkan pada
proses pressing dan kernel recovery.
Untuk mengatasi keadaan
tersebut maka kontrol losses yang
dapat dilakukan adalah :
1. Mengatur
putaran poros pisau-pisau adukan. Putaran normal Digester 23 – 25 rpm. Putaran yang terlalu tinggi (cepat) akan
berakibat fruit mash terlalu lumat
ukurannya, sedangkan putaran yang terlalu rendah (lambat) memungkinkan fruit mash yang kurang homogen (terdapat
brondolan yang mesocrapnya belum terlepas dari nut).
2. Mempertahankan
suhu ruang Digester dan suhu fruit mash antara 80 - 95 0C,
temperatur yang terlalu tinggi akan menyebabkan kadar peroksida di dalam minyak
meningkat dan fruit mash-nya terlalu
encer karena banyak bercampur minyak, sedangkan jika terlalu rendah minyak akan
mengental sehingga sulit mengalir melewati strainer.
3. Jumlah
pisau-pisau adukan harus disesuaikan dengan kapasitas brondolan yang
dilumatkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar