Jumat, 07 Maret 2014

Stasiun Perebusan TBS

Stasiun Perebusan sangat memegang peranan sangat penting dalam memberikan kemudahan pada proses-proses berikutnya. Perebusan (sterilisasi) merupakan pengolahan mekanis yang pertama bagi TBS. Tandan-tandan  yang berada dalam lori dipanaskan dengan menggunakan uap jenuh (saturated steam) pada temperatur 127 – 135°C dengan siklus perebusan 90 – 105 menit didalam sterilizer.
Gambar 1. Sterilizer/Perebusan

Temperatur dan lamanya perebusan tergantung pada tandan yang akan diolah. Jika TBS cenderung kearah lebih matang maka dengan temperatur yang sama, waktu perebusan akan lebih pendek. Sebaliknya jika TBS cenderung kearah mentah maka dengan temperatur sama, waktu perebusan akan lebih panjang.

Pelaksanaan perebusan dapat dilakukan dengan sistem dua puncak, tiga puncak tergantung kondisi buah dan sterilizer yang digunakan. Bila perebusan dengan sistem tiga puncak (triple peak) berarti tiga kali kenaikan tekanan yang berarti dua kali dilaksanakan pembuangan condensat selama proses perebusan berlangsung.

Perebusan dengan tiga puncak kebutuhan uap jenuhnya relatif lebih banyak dari perebusan dua puncak dan satu puncak namun efek-efek terhadap proses-proses selanjutnya akan lebih baik antara lain :
·         Persentase buah tidak membrondol (unstripped bunches) akan lebih kecil
·         Kehilangan minyak dalam ampas lebih kecil
·         Proses klarifikasi minyak akan lebih baik.

Fungsi dari perebusan adalah :
1.      Menghentikan Aktifitas Enzim
Buah yang dipanen mengandung enzim lipase oksidase yang tetap bekerja di dalam buah sebelum enzim tersebut dihentikan. Enzim lipase bertindak sebagai katalisator dalam pembentukan asam lemak bebas (ALB) sedangkan enzim oksidase berperan dalam pembentukan peroksida yang kemudian berubah menjadi gugus aldehide dan kation. Senyawa tersebut bila teroksidasi akan terbentuk asam lemak bebas. Jadi asam lemak bebas yang terdapat dalam minyak sawit merupakan hasil kerja enzim lipase dan oksidase. Aktifitas enzim semakin tinggi apabila buah TBS mengalami kememaran (luka). Enzim pada umumnya tidak aktif lagi bila dipanaskan sampai temperatur >50°C, maka perebusan dengan temperatur uap >120°C sekaligus menghentikan kegiatan enzim.

2.      Melepaskan Buah dari Tandannya
Minyak dan inti sawit terdapat dalam buah, maka untuk mempermudah prosesnya ekstraksi minyak, buah perlu dipisahkan dari tandannya. Pelepasan buah dari spliket karena adanya hidrolisa pectin yang terjadi di pengkal buah. Jadi hidrolisa pectin telah terjadi secara alami dilapangan yang menyebabkan buah membrondol. Hidrolisa pectin dapat terjadi pula didalam ketel perebusan, dengan adanya reaksi yang dipercepat oleh pemanasan. Panas dari uap di dalam ketel (sterilizer) akan meresap kedalam buah karena adanya tekanan. Hidrolisa pectin dalam tangkai tidak seluruhnya menyebabkan pelepasan buah, oleh karena itu perlu dilakukan proses perontokan buah didalam mesin Thresing.

3.      Menurunkan Kadar Air
Proses sterilisasi buah dapat menyebabkan penurunan kadar air buah dan inti, yaitu dengan cara penguapan baik dari dalam saat direbusan maupun saat sebelum dimasukan ke Thresher. Interaksi penurunan kadar air dan panas dalam buah akan menyebabkan minyak sawit dari antar sel dapat bersatu dan mempunyai viskositas yang rendah sehingga mudah dikeluarkan dalam proses pengempaan (proses ekstraksi minyak).

4.      Melunakkan Buah Sawit (Mesokrap dan Biji Sawit)
Pericrap (kulit buah) yang mendapatkan perlakuan panas dan tekanan akan lain. Hal ini akan mempermudah proses didalam Digester dan Depericarper/polishing, karena adanya panas dan tekanan tersebut maka air yang terkandung dalam inti akan menguap lewat mata biji sehingga proses pemecahan biji lebih mudah (dalam Ripple Mill).

Beberapa sistem perebusan :
1.      Sistem Single Peak
Gambar 2. Grafik Perebusan Single Peak


2.      Sistem Double Peak
Gambar 3. Grafik Perebusan Double Peak

3.      Sistem Triple Peak
Gambar 4. Grafik Perebusan Triple Peak

Pengendalian proses :
1.      Tekanan kerja dijaga sehingga dapat tercapai tiga puncak. Hal ini dilakukan agar diperoleh hasil rebusan seperti yang diharapkan yaitu semua buah matang rebus.
2.      Menjaga temperature kerja 135 – 140°C. tujuannya agar uap yang dimasukkan tetap dalam bentuk uap. Bila temperature kurang dari 135°C maka ada kemungkinan uap berubah menjadi air karena pengembunan. Bila hal ini terjadi maka perebusan menjadi tidak sempurna karena kadar air buah yang direbus meningkat.
3.      Menjaga lama waktu perebusan ± 90 menit.
4.      Melakukan pembuangan udara dingin dan air kondensat semaksimal mungkin.
5.      Menjaga kebersihan lingkungan kerja, menjaga keamanan dan kedisiplinan karyawan.
6.      Menjaga tekanan agar tidak melebihi 3 kg/cm2.
Perebusan TBS yang tidak sesuai dengan SOP yang disepakati akan menyebabkan :
1.      Perebusan yang Terlalu Singkat
a.    Buah belum matang sempurna
b.   Buah sulit membrondol pada saat proses Thresing.
c.    Jumlah katekopen meningkat
d.   Meningkatkan persentase kehilangan minyak
e.    Menghambat proses selanjutnya (pengutipan minyak sulit)
f.     Dapat merusak mesin
2.      Perebusan Terlalu Lama
a.    Penggunaan uap meningkat
b.   Efisiensi waktu kurang
c.    Minyak banyak yang terhisap ke janjangan
d.   Meningkatkan persentase kehilangan minyak pada kondensat
e.    Menurunkan rendemen
f.     Minyak yang diperoleh gosong sehingga sukar dipucatkan

Kelengkapan Rebusan
1.      Lori
Lori berfungsi sebagai tempat penampungan TBS selama proses perebusan. Kapsitas lori 2,5 – 10 tonTBS, lori diberi lubang-lubang  dengan diameter ± 10 mm. Fungsi dari lubang-lubang pada dinding lori adalah untuk jalan penyebaran uap masuk ke dalam ruang antara TBS dan untuk jalan keluar kondensat yang terbentuk/timbul didalam ruang lori. Dalam pengisian TBS jangan sampai melebihi kapasitas lori, sehingga TBS tidak menggunung di atas lori. Lori yang menggunung akan memberikan efek antara lain :
·         Banyak berondolan yang jatuh tertinggal didalam ruang sterilizer, saat berlangsung proses perebusan.
·         Berondolan yang tidak terambil akan menyebabkan lubang pembuangan kondensat tersumbat, sehingga waktu pembuangan kondensat masih banyak kondensat yang belum terbuang akibatnya tekanan puncak sulit dicapai dan keadaan TBS hasil rebusan basah, banyak losses minyak dalam kondensat.
·         Distribusi uap kurang sempurna memungkinkan TBS hasil rebusan belum seluruhnya masak (uap sukar menembus TBS yang letaknya dibawah), sehingga effisiensi pada proses thresing rendah.
·         Mempersulit pengeluaran lori karena lori terhalang buah yang berjatuhan.
Gambar 5. Lori TBS

2.      Capstand
Capstand berfungsi untuk menarik lori, dari mulai menyiapkan lori untuk dimasukkan ke sterilizer, memasukkan lori ke sterilizer, dan mengeluarkan lori dari sterilizer. Lori ditarik capstand dengan menggunakan tambang tryllin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar